Â
Bukittinggi, FUAD IAIN Bukittinggi – HMPS Sosiologi Agama IAIN Bukittinggi mengadakan acara workshop karya ilmiah yang bertemakan Standarisasi penulisan karya tulis ilmiah pada minggu, 08/11/2020 pukul 08.00-12.00 WIB.
Mahasiswa sebagai agent of change di zaman milenial, membawa kita untuk lebih peka dan sensitif terhadap isu-isu yang bermunculan ditengah masyarakat.
Dengan begitu HMPS Sosiologi Agama IAIN Bukittinggi, mengajak dan menghidupkan kembali semangat yang padam untuk memulai membuat sebuah tulisan-tulisan ilmiah dengan cara mengadakan workshop karya ilmiah. Pembekalan ini diberikan melalui via zoom yang di arahkan oleh panitia dan pengurus HMPS Sosiologi Agama IAIN Bukittinggi.
Workshop karya ilmiah yang diangkat HMPS Sosiologi Agama IAIN Bukittinggi, dihadiri dan dibuka oleh Drs. Khairuddin, M.Pd selaku wakil dekan III Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Kemudian Vivi Yulia Nora, M.Pd selaku Kepala Prodi Sosiologi Agama dan Fahrul Debi selaku Ketua Umum HMPS Sosiologi Agama.
Wokshop karya ilmiah menyajikan seorang pemateri yang andal di bidangnya, yaitu Dr.Silfia Hanani, S.Sos, S.Ag, M.Si dan Dr. Syafwan Rozi, M.Si.
Acara ini memberikan tips bagaimana kita mahasiswa menulis dengan baik dan benar. Bagaimana seharusnya kita menjadi penulis yang harus memahami, mengetahui, dan mengenal fenomena yang sedang terjadi atau yang sedang kita teliti.
Workshop karya ilmiah ini diikuti oleh 100 orang peserta dari berbagai kampus seperti dari kampus IAIN Bukittinggi, jambi, IAIN Pare-Pare, IAIN Polopo, IAIN salatiga jawa tengah, UIN iman Bonjol Padang, UPI YPTK Padang, al- azhar University Cairo, tidak dari mahasiswa saja yang ikut menjadi peserta tetapi dari kalangan SMA juga ikut berpartisipasi dalam acara workshop karya ilmiah ini.
Seperti yang dijelaskan Dr.Silfia Hanani, S. Sos, S. Ag, M, dalam materi yang dipaparkan. ” Mulailah sedikit demi sedikir, stay by step. Dengan berkelanjutan dan saling berkaitan. Tidak akan bisa kita menulis jika kita tidak melatih diri kita dengan menulis. Tentu dengan membuat sebuah tulisan yang ilmiah harus membaca dan pandai melihat sebuah fenomena yang kita rasa itu unik”.
Begitu pula dengan pemateri Dr. Syafwan Rozi, Msi. “Didalam islam, sebagai umat kita diseru untuk iqra’ (membaca). Dengan membaca kita bisa tahu. Dan untuk menulis sebuah karya ilmiah harus rajin membaca, karena sebuah karya ilmiah harus berdasarkan data dan fakta”.
Tak hanya itu kedua pemateri menegaskan bahwa sebuah tulisan akan menarik dan bernilai, jika kita sebagai penulis memiliki wawasan dan pemikiran yang luas. Tentunya pemateri kembali menegaskan dengan rajin membaca, tulisan kita dapat dinilai menarik atau tidaknya.
Selain memberika cara membuat sebuah karya ilmiah yang bagus, pemateri juga memberikan motivasi kepada para peserta agar mau memulai menulis.