Bukittinggi, 8 November 2024 – Pusat Studi AKAL (Agama dan Kearifan Lokal) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dengan antusias mengadakan diskusi buku bertajuk Padang Abad XVII-XVIII: Sejarah Masyarakat dan Tradisi, karya Dedi Arsa dan Muhammad Ikbal. Acara yang berlangsung pada Jumat pagi ini, menghadirkan pembahasan mendalam mengenai sejarah masyarakat Kota Padang pada dua abad tersebut, dengan fokus pada kehidupan sosial, budaya, dan dinamika interaksi antara masyarakat lokal dan Eropa.
Buku yang merupakan hasil riset intensif dan melibatkan berbagai sumber primer ini, mengungkapkan sisi-sisi sejarah lokal yang jarang tersentuh, khususnya terkait masa awal imperialisme Eropa di Pantai Barat Sumatra. Dedi Arsa, dalam kesempatan tersebut, menjelaskan secara rinci proses kreatif penulisan buku ini, yang mengandalkan pendekatan total history dan posmodernisme. Ia mengungkapkan perjuangannya dalam menggali sumber-sumber sejarah dari berbagai arsip di penjuru dunia, yang turut memberikan dimensi baru bagi kajian sejarah Padang.
Diskusi ini juga menghadirkan 2 narasumber ahli: Prof. Dr. Syafwan Rozi, M.Ag., dan Syaiful Anwar, MA., serta dipandu oleh Suriani, MA. yang memberikan apresiasi tinggi terhadap karya monumental ini. Dalam pemaparannya, Prof. Syafwan Rozi menyoroti pentingnya kajian sejarah lokal oleh sejarawan yang berasal dari daerah tersebut. Ia menekankan bahwa buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang sejarah Padang, tetapi juga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut mengenai sejarah wilayah lain di Sumatra Barat, seperti Bukittinggi, yang diharapkan dapat menjadi fokus penelitian selanjutnya.
Sementara itu, Syaiful Anwar menilai buku ini sangat enak dibaca dan kaya akan referensi, baik dari sumber-sumber kolonial maupun lokal. Meskipun demikian, ia juga menggarisbawahi beberapa celah dalam pembahasan yang masih menjadi misteri dan membutuhkan kajian lanjutan agar potongan-potongan cerita sejarahnya dapat terungkap lebih lengkap.
Diskusi ini tidak hanya dihadiri oleh para dosen dan tenaga kependidikan dari berbagai disiplin ilmu, tetapi juga mahasiswa yang tampak sangat antusias mengikuti pemaparan dan diskusi tentang sejarah masyarakat Padang yang dipaparkan dalam buku tersebut. Selain memberi wawasan akademis, kegiatan ini juga menjadi wadah bagi peserta untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai kajian sejarah lokal serta kearifan tradisi yang ada di Padang pada abad ke-17 dan ke-18.
Acara yang berlangsung di Aula FUAD Gedung Egypt Lt. 3 ini berjalan lancar dan diakhiri dengan sesi tanya jawab yang memperkaya pengetahuan peserta tentang topik yang dibahas. Dengan suksesnya kegiatan ini, AKAL Book Club kembali menunjukkan peran pentingnya dalam mendekatkan dunia akademik kepada masyarakat luas, serta mempererat hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dalam menjaga dan mengembangkan kearifan lokal.