Bukittinggi, 02 Juli 2025 — Program Studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi menyelenggarakan workshop kurikulum bertajuk “Redesain Kurikulum Berbasis Outcome dengan Penerapan Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Capaian Pembelajaran Ilmu Alqur’an dan Tafsir”
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya strategis Prodi IAT dalam melakukan pembaruan kurikulum yang lebih responsif terhadap kebutuhan zaman, dan selaras dengan visi Program Studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir dan Visi UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi.
Workshop yang diadakan di hybrid, di Aula Lt. 3 FUAD dan online ini dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, alumni, serta stake holder dan pengguna lulusan yang semuanya berperan dalam pengembangan kurikulum Prodi Ilmu Alqur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Prof.Dr. Islah Gusmian, M.Ag yang merupakan Dewan Penasehat Asosiasi Ilmu Alqur’an dan Tafsir se Indonesia (AIAT) dan Guru Besar dalam bidang Ilmu Tafsir di UIN Raden Mas Said Surakarta.
Kegiatan dimulai dengan sambutan Dekan Fakultas Usshuluddin Adab dan Dakwah Prof. Dr. Syafwan Rozi, M.Ag yang menyampaikan bahwa workshop ini merupakan momentum penting untuk mendesain ulang kurikulum Prodi IATdengan masukan dari narasumber yang ahli dan pakar di bidang Ilmu Alqur’an dan Tafsir. “Kita ingin pengembangan kurikulum di Prodi IAT tidak hanya berorientasi pada capaian akademik semata, tetapi juga memperkuat nilai-nilai lokal dan merespons kebutuhan zaman melalui pendekatan berbasis outcame “ ujarnya.
Selanjutnya Sekretaris Prodi IAT Zulhamdani, M.Ag menyampaikan bahwa Workshop ini menjadi momen penting untuk bersama-sama merancang kurikulum yang relevan, unggul, dan responsif terhadap tantangan zaman, serta menjawab kebutuhan masyarakat, dunia akademik, dan dunia kerja. Mari kita wujudkan bersama Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang berdaya saing dan berdampak luas.
Pada penyampaian materi Prof Dr. Islah Gusmian, MA memulai dengan penegaskan bahwa draft awal yang disampaikan sudah menunjukkan kekuatan dalam berbagai aspek, namun dalam perancangan kurikulum Prodi IAT harus menunjukkan kesesuaian dengan visi dan misi universitas maupun fakultas. Ia menyampaikan:”Kurikulum Prodi IAT harus selaras dengan visi universitas untuk menjadi institusi yang religius, profesional, dan internasional, tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai kearifan lokal”.
Selanjutnya ada Tujuh rekomendasi yang narasumber sampaikan dalam redesain kurikulum IAT ke depan, yang pertama adalah: Menentukanscientivic vision Prodi IAT Bukit Tinggi: distingtif, unik dan khasMembentuk program studi yang memenuhi prasyarat unggul dalam pengkajian dan pengembangan Ilmu al-Qur`an dan Tafsir berbasis nilai kearifan lokal di tingkat Asia Tenggara pada tahun 2047. Perlu penjelasan pengertian “kearifan local”, dan dijabarkan dalam nama mata kuliah juga pengkajian dan pengembangan. Yang Kedua: Koherensi antar mata kuliah, baik dari sisi nama maupun muatan, agar tidak terjadi pengulangan dan tumpeng tindih. Yang Ketiga: Nama mata kuliah disusun dengan jelas dan singkat, serta mencerminkan materi yang ada di dalamnya. Yang Keempat: RPS yang disusun harus mencerminkan nama mata kuliah dan dalam rangka memenuhi visi, misi dan tujuan Lembaga. Yang Kelima: Capaian Pembelajaran (CP) yang meliputi Sikap, Pengetahuan, Ketrampilan Umum dan Keterampilan Khusus mengacu pada Permendikbud No. 3 th 2020 dan Asosiasi Prodi PRODI IAT. Yang Keenam: Pemetaan Bahan Kajian: merupakan body of knowledge program studi untuk mencapai Capaian Pembelajaran Prodi: perlu mengacu dengan asosiasi IAT. Yang Ketujuh: Pengemasan Mata Kuliah dan menentukanBobot SKS. Matakuliah berasal dari titik temu antara CPL dan bahan kajian: sudah menggunakan rumus keluasan dan kedalaman.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan memetakan bahan kajian diskusi di tahap musyawarah rumpun Ilmu Prodi IAT terkait Redesain Kurikulum Prodi Ilmu Alqur’an dan Tafsir, Profil Lulusan, Capaian Pembelajaran mata kuliah berbasis OBE, serta pembentukan mata kuliah yang relevan untuk diimplementasikan mulai tahun akademik 2025/2026 dan seterusnya.
Kegiatan ditutup Oleh Wakil Dekan 1 Fakultan Ushuluddin Adab dan Dakwah Dr Zulfan Taufik, M. Hum yang menyampaikan harapan bahwa setelah Workshop ini prodi Ilmu Alqu’an dan Tafsir untuk segera menyusun kurikulum yang progresif, inklusif, dan responsif terhadap realitas lokal serta perkembangan dan kebutuhan global.