Bukittinggi, 3 September 2025 – Kabar membanggakan datang dari Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Salah satu dosen muda, Asrul Harahap, M. Sos, berhasil lolos sebagai peserta pada ajang ilmiah internasional bergengsi, Annual International Conference on Islam, Science, and Society (AICIS+) ke-24 tahun 2025.
Keikutsertaan Asrul Harahap ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7181 Tahun 2025 tentang Penetapan Peserta Open Panel AICIS+ 2025. Dari 2.434 pendaftar, hanya 234 abstrak terpilih, dan Asrul menjadi salah satunya.
Tahun ini, AICIS+ akan digelar di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok, Jawa Barat, pada 29–31 Oktober 2025. Konferensi yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI ini menghadirkan para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu untuk membahas tantangan global yang semakin kompleks—mulai dari krisis lingkungan, konflik, kesenjangan ekonomi, hingga isu kesehatan masyarakat—dengan perspektif Islam, keadilan, dan keberlanjutan.
Asrul Harahap, yang juga salah satu dari tiga dosen UIN Bukittinggi terpilih dalam ajang tersebut, mengusung penelitian berjudul:
“Dalihan Na Tolu as a Cultural Framework for Sustainable Interfaith Harmony: Muslim-Christian Relations in North Sumatra.”
Penelitian ini mengangkat kearifan lokal Dalihan Na Tolu sebagai kerangka budaya yang mampu membangun harmoni lintas iman, khususnya hubungan Muslim-Kristen di Sumatera Utara, sekaligus menawarkan perspektif baru dalam studi keberagamaan dan perdamaian berkelanjutan.
Keterpilihan Asrul Harahap menambah deretan prestasi akademik dosen KPI UIN Bukittinggi di kancah nasional maupun internasional. Dekan FUAD menyampaikan apresiasi tinggi atas capaian tersebut.
“Ini adalah bukti bahwa dosen-dosen kita mampu bersaing secara ilmiah di forum internasional. Semoga capaian ini memberi motivasi bagi dosen dan mahasiswa untuk terus mengembangkan riset yang bermanfaat bagi umat dan masyarakat global,” ungkapnya.
Dengan mengusung tema besar ecotheology, technological advancement, dan Islamic scholarship, AICIS+ 2025 diharapkan mampu menjadi ruang kolaborasi lintas disiplin dan agama dalam menjawab tantangan global sekaligus memperkuat peran akademisi Muslim di tingkat dunia.(admin/YA)