Serdang, Malaysia, 7 Oktober 2025 — Salah seorang dosen Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, Dr. Darul Ilmi, M.Pd., kembali menunjukkan kiprah akademiknya di tingkat internasional dengan menjadi narasumber pada International Conference and Culture Exchange (ICCE) 2025 di Universitas Putra Malaysia (UPM). Kehadiran Dr. Darul Ilmi sebagai pembicara utama mencerminkan semakin kuatnya kontribusi dosen FUAD dalam percakapan akademik global, khususnya terkait kajian pendidikan berbasis budaya.
Konferensi ICCE 2025 sendiri merupakan hasil kolaborasi akademik antara UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi dan UPM, yang bertujuan memperkuat hubungan ilmiah, pertukaran budaya, serta pengembangan konsep pendidikan kontekstual di kawasan Asia Tenggara. Tahun ini, konferensi mengangkat tema “Pendidikan Berbasis Cinta melalui Kearifan Lokal Adat Minangkabau Sumatera Barat”, sebuah tema yang memberi ruang bagi eksplorasi nilai-nilai budaya Nusantara dalam perumusan model pendidikan modern.
Dalam presentasinya, Dr. Darul Ilmi menjelaskan konsep pendidikan berbasis cinta sebagai pendekatan pedagogis yang berorientasi pada kemanusiaan. Ia menekankan bahwa pendidikan tidak hanya bertugas mentransfer pengetahuan, tetapi juga membangun empati, kasih sayang, spirit kebersamaan, dan penghargaan terhadap martabat manusia. Menurutnya, pendekatan ini menjadi kritik sekaligus solusi terhadap praktik pendidikan kontemporer yang cenderung kognitif dan berjarak dari nilai-nilai kemanusiaan.

Selanjutnya, ia menghubungkan pendekatan tersebut dengan kekayaan nilai dalam adat Minangkabau. Falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah dinilainya memuat prinsip moral dan sosial yang dapat menjadi fondasi bagi pendidikan yang lebih berwatak, seperti musyawarah, tanggung jawab, adab, serta penghormatan terhadap nilai-nilai spiritualitas. “Kearifan Minangkabau adalah sumber inspirasi yang kaya. Ia bukan sekadar tradisi lokal, melainkan sistem nilai yang dapat membantu membentuk generasi berkeadaban di tengah tantangan global,” ujarnya.
Kegiatan ICCE turut dihadiri oleh Dr. Iskandar Ishak, Wakil Dekan Akademik Fakulti Sains Komputer dan Teknologi Maklumat UPM, serta dosen dan mahasiswa Program Magister Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi. Kehadiran delegasi dari kedua negara menciptakan ruang diskusi yang aktif, saling memperkaya wawasan tentang bagaimana nilai budaya dapat diintegrasikan ke dalam sistem pendidikan modern.

Kolaborasi UIN Bukittinggi dan UPM melalui ICCE 2025 diharapkan menjadi langkah awal menuju kerja sama yang lebih luas, mulai dari penelitian bersama hingga pertukaran akademik dan pengembangan kurikulum berbasis kearifan lokal. Selain memperluas jejaring akademik internasional, kegiatan ini semakin memperkuat posisi UIN Bukittinggi, khususnya FUAD, sebagai institusi yang aktif berkontribusi dalam wacana pendidikan berbasis nilai budaya dan kemanusiaan.

