Bukittinggi, 15 Oktober 2024 – Pusat Studi AKAL (Agama dan Kearifan Lokal) di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi sukses menggelar “Workshop Metodologi Penelitian Agama dan Kearifan Lokal” pada 14-15 Oktober 2024. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Egypt lantai 3 Kampus UIN Bukittinggi ini dihadiri oleh para dosen FUAD yang tertarik dalam penelitian di bidang agama dan kearifan lokal.
Workshop ini menghadirkan dua narasumber terkemuka: Dr. Sefriyono, dosen Studi Agama-Agama dan Kepala Pusat Penelitian UIN Imam Bonjol Padang, serta Dr. Maskota Delfi, dosen Departemen Antropologi Universitas Andalas Padang. Keduanya berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang berbagai pendekatan dan teknik dalam metodologi penelitian yang relevan untuk mengeksplorasi interaksi antara agama dan kearifan lokal.
Pada hari pertama, Dr. Sefriyono menyampaikan materi mengenai pengantar kajian agama dan kearifan lokal. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan konsep, signifikansi, dan pendekatan metodologis yang dapat diterapkan dalam penelitian. Dr. Sefriyono juga memetakan peluang riset di bidang ini, dengan menyoroti tren riset dan studi kasus relevan di Sumatera Barat, yang diharapkan dapat memicu minat penelitian lebih lanjut di kalangan peserta.
Hari kedua dilanjutkan oleh Dr. Maskota Delfi yang membahas pendekatan antropologi dalam studi agama. Ia memperkenalkan praktik metode etnografi sebagai alat untuk memahami secara mendalam interaksi antara agama dan kearifan lokal. Diskusi yang interaktif memfasilitasi peserta untuk bertanya dan berbagi pengalaman, menjadikan sesi ini sangat produktif dan inspiratif.
Kegiatan ini sekaligus menandai launching Pusat Studi AKAL sebagai inisiatif pertama dalam menjawab tantangan akademis di bidang ini. Direktur Pusat Studi AKAL, Dr. Zulfan Taufik, mengungkapkan bahwa FUAD UIN Bukittinggi memiliki tanggung jawab akademis untuk meneliti dan mengembangkan kajian-kajian yang relevan dengan konteks sosial budaya masyarakat. “Saat ini, kita masih menghadapi kekurangan dalam kajian yang mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan kearifan lokal. Banyak penelitian yang terfokus pada agama secara terpisah, tanpa mempertimbangkan bagaimana tradisi dan budaya lokal dapat berkontribusi pada penguatan nilai-nilai agama tersebut,” ujarnya.
Dengan harapan yang tinggi, workshop ini diadakan untuk memperkuat kapasitas para dosen dalam melakukan riset terkait. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat memiliki pemahaman yang lebih baik dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan penelitian yang komprehensif dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dengan antusiasme peserta yang tinggi, workshop ini diharapkan dapat menghasilkan ide-ide inovatif dan memperkuat jaringan akademis dalam bidang studi agama dan kearifan lokal di Indonesia. Kegiatan ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kualitas penelitian yang berkontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya lokal.