Padang, 14 Desember 2024 – Tim Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri (UIN) Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi melakukan kunjungan akademik ke Laboratorium Antropologi dan Museum Etnografi Universitas Andalas (Unand) Padang. Rombongan ini dipimpin langsung oleh Dekan FUAD, Prof. Dr. Syafwan Rozi, M.Ag., bersama Direktur Pusat Studi Agama dan Kearifan Lokal (AKAL), Dr. Zulfan Taufik.
Kunjungan ini disambut hangat oleh Kepala Museum Etnografi Unand, Dr. Maskota Delfi, yang juga merupakan salah satu penggagas Laboratorium Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand bersama Dr. Bambang Rudito, beserta tim laboratorium dan museum. Dan untuk diketahui bahwa Labor Antropologi Universitas Andalas (Unand) dikepalai oleh Fajri Rahman, MA dan Sekretarisnya Jonson Handrian Ginting, MA.
Dalam sambutannya, Dr. Maskota Delfi menyampaikan apresiasinya terhadap kunjungan ini dan menekankan pentingnya sinergi antar lembaga akademik. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif FUAD UIN Bukittinggi untuk menjalin kerjasama dan belajar bersama di Laboratorium dan Museum Antropologi Unand. Saya optimis, melalui sinergi ini, kita bisa saling mendukung dalam pengembangan ilmu humaniora, baik melalui riset, pengelolaan laboratorium, maupun program akademik lainnya,” ungkapnya.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat kerjasama antara FUAD UIN Bukittinggi dan FISIP Unand. Dekan FUAD, Prof. Dr. Syafwan Rozi, M.Ag., menjelaskan bahwa kunjungan ini bukan hanya sekadar silaturahmi, tetapi juga langkah strategis untuk memperkuat atmosfer akademik di FUAD. “Kehadiran kami di sini merupakan bentuk nyata dari upaya FUAD dalam mengembangkan pusat studi dan laboratorium keilmuan humaniora yang relevan dengan kebutuhan zaman. Kami ingin belajar dari Unand yang sudah lebih dahulu membangun model laboratorium dan museum yang inovatif dan terintegrasi dengan riset,” tuturnya.
Laboratorium Antropologi dan Museum Etnografi Unand memang dikenal sebagai salah satu pusat unggulan dalam pengembangan ilmu humaniora. Dalam kunjungan ini, rombongan FUAD juga diajak untuk melihat langsung proses pengelolaan koleksi museum, model manajerial laboratorium, hingga berbagai kegiatan riset kolaboratif yang dilakukan oleh tim FISIP Unand. Hal ini memberikan wawasan baru bagi FUAD untuk mengimplementasikan strategi serupa dalam pengelolaan laboratorium dan pusat studi di lingkungan fakultas.
Direktur Pusat Studi AKAL, Dr. Zulfan Taufik, turut menekankan pentingnya kunjungan ini sebagai langkah awal untuk memperluas cakrawala keilmuan. “Laboratorium dan museum ini adalah bukti nyata bagaimana pengelolaan yang baik dapat menunjang tri dharma perguruan tinggi, khususnya dalam mendukung riset multidisiplin dan pengabdian kepada masyarakat. Kami mendapatkan banyak inspirasi untuk membawa konsep serupa ke FUAD,” jelasnya.
Kunjungan ini juga menjadi ajang diskusi intensif antara kedua belah pihak mengenai peluang kerjasama di masa depan. FUAD UIN Bukittinggi berencana untuk mengadopsi beberapa pendekatan yang telah diterapkan oleh Laboratorium Antropologi Unand, seperti integrasi antara riset berbasis komunitas dan pengelolaan koleksi etnografi, sebagai bagian dari upaya penguatan program akademik.
Selain itu, diskusi juga mengarah pada rencana kolaborasi riset dan publikasi ilmiah antara FUAD dan FISIP Unand, khususnya dalam kajian interdisipliner yang menghubungkan ilmu agama, budaya, dan kearifan lokal. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat nasional maupun internasional.
Melalui kunjungan ini, FUAD UIN Bukittinggi mendapatkan banyak pelajaran berharga untuk memperkuat pengelolaan laboratorium dan pusat studi yang ada, sebagai bagian dari upaya membangun lingkungan akademik yang progresif dan responsif terhadap tantangan global.
Kerjasama antara FUAD UIN Bukittinggi dan FISIP Unand diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat nyata, tidak hanya bagi kedua institusi, tetapi juga bagi dunia akademik secara lebih luas. Sinergi ini diharapkan menjadi salah satu katalisator dalam mendorong pengembangan keilmuan humaniora yang lebih inklusif dan berdaya saing. (admin)