fuad@uinbukittinggi.ac.id +62 857-6566-0001

FUAD gelar Bedah Buku “Menemani Minoritas”

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dawah (FUAD) IAIN Bukittinggi adakan diskusi bedah buku menemani minoritas karya Ahmad Najib Burhani pada rabu (03/03) via link zoom. Hadir langsung Penulis Prof. Ahmad Najib Burhani, Phd yang dibahas oleh Ihsan Ali Fauzi, Ph.d Direktur PUSAD Paramadina, Dr. Ridha Ahida, Dosen Filsafat Rektor IAIN Bukittinggi, Dr. Ismail Dekan Fakultas Syariah Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiya Bukittinggi. Acara di moderatori Oleh Dr. Zulfan Taufik ketua Prodi S2 Aqidah Fisafat FUAD IAIN Bukittinggi.

Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dawah (FUAD) IAIN Bukittinggi Dr. Nunu Burhanuddin dalam pembukaan mengatakan bahwa dalam Islampun nabi Muhammad juga membela kaum minoritas. “Suatu saat para sahabat Nabi dilalui oleh sebuah keranda jenazah. Nabi pun berdiri , dan kami pun ikut berdiri seperti yang Nabi lakukan. “Rasul, itu kan jenazahnya orang Yahudi, mengapa kita harus berdiri?” tanya para sahabat Nabi pada Rasulullah. “Kematian itu sangat menakutkan. Karena itu, apabila kalian melihat jenazah (apapun agamanya) yang sedang lewat, berdirilah sejenak (agar kalian ingat mati),” jawab Rasulullah pada para sahabat. Begitulah nabi menghargai orang yang Minoritas.

Prof. Ahmad Najib Burhani, Phd menjelaskan buku ini merupakan usaha untuk meneguhkan dan menguatkan paradigma Islam tentang keberpihakan terhadap mustadhafin. Dalam buku ini, Najib Burhani memberikan analisis kategoris tentang pengertian minoritas agama dan pluralisme agama. Ia juga memberikan beberapa argumen tentang pentingnya toleransi aktif, yang diwujudkan dengan sikap aktif “membela” hak-hak minoritas agama yang selama ini terpasung. Dalam buku ini pula penulis memberikan informasi dan pengalaman berharga tentang aktivisme yang selama ini dilakukan dalam upaya pembelaan tersebut, khususnya bagi kelompok Ahmadiyah dan Syi’ah.

Ihsan Ali Fauzi, Ph.d Direktur PUSAD Paramadina mengatakan teologi sangat diperlukan. “Karenanya kita anak IAIN harus mempelajari dari yang lainnya. maka kita harus juga mempelajari insider dan outsider”

Dr. Ridha Ahida mengulas bahwa minoritas bukan hanya terhadap ajaran agama tetapi banyak hal yang dibahas. Lebih luas tentang suku, bangsa dalan lain sebagainya. “Dalam Islam kita gali secara terus menerus, bahwa fitrah manusia adalah heterogen, maka ketika kita memaksakan menjadi homogen ini menjadi persoalan. Maka diskusi perlu dilakukan dengan diskusi yang terbuka.”

 

Leave a Reply