fuad@uinbukittinggi.ac.id +62 857-6566-0001

Halal Bihalal dan Diskusi Virtual “Agamawan dan Covid-19 di Kota Wisata”

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi kerjasama dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Bukittinggi  dan Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Paramadina adakan Halal Bihalal dan Diskusi Virtual “Agamawan dan Covid-19 di Kota Wisata. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 02 Juni 2021 melalui link zoom.

Kegiatan diawali sambutan Rektor IAIN Bukittinggi, Ketua FKUB Kota Bukittinggi, dan Direktur PUSAD Paramadina. Dilanjutkan Penandatangan simbolis Nota Kesepahaman (MoU) FUAD IAIN Bukittinggi, FKUB Kota Bukittingi dan PUSAD Paramadina. Dr. H. Nunu Burhanudin (Dekan FUAD IAIN Bukittinggi), Drs. H. Salman, MH (Plt Ketua FKUB Kota Bukittinggi) dan Dr. Ihsan Ali-Fauzi (Direktur PUSAD Paramadina).

Kegiatan diawali dengan Pemutaran Film PUSAD Paramadina “Cerita di Tengah Pandemi”. Pengantar diskusi kegitan ini yaitu Dr. Zulfan Taufik (Dosen IAIN Bukittinggi). Pemateri yaitu Pemateri 1: dr. Hj. Vera Maya Sari, Sp.DLP, MM (Sekretaris Dinas Kesehatan dan Ketua Tim Kesehatan Penanggulan Covid-19 Kota Bukittinggi), Pemateri II: Ws. Liem Liliany Lontoh, SE, M.Ag: Koordinator bidang dialog FKUB DKI Jakarta dan Ketua Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (MATAKIN) Jakarta, Pemateri III: Drs. H Salman, MA (Wakil Ketua FKUB Kota Bukittinggi), Dr. H. Nunu Burhanudin (Dekan FUAD IAIN Bukittinggi)

Saat ini Indonesia tengah memasuki tahun kedua pandemi Covid-19. Belum ada tanda-tanda pandemi tersebut mereda, angka kematian dan kasus aktif masih relatif tinggi. Karena itu, kebijakan pembatasan sosial masih diterapkan di beberapa daerah baik dalam skala mikro maupun luas. Akibatnya, pemulihan krisis ekonomi juga melambat, terutama di daerah yang sektor ekonominya ditopang sebagian besar oleh pariwisata.

Sebagai Kota Wisata, Bukittinggi merupakan salah satu kota yang merasakan dampak perekenomian terpuruk, sejak pandemi Covid-19 masuk ke Kota Jam Gadang ini. Perekonomian Kota Wisata itu ambruk dan kocar kacir. Sektor perdagangan serta penyediaan jasa seperti perhotelan dan angkutan terkena imbas paling parah. Beberapa hotel bahkan tidak sanggup untuk beroperasional akibat tidak adanya tamu. Jika krisis ekonomi akibat Covid-19 tidak dikelola dengan baik, kondisi sosial masyarakat bisa terganggu.

Leave a Reply